Lanjutan dari Pengertian dan Ragam Gaya Bahasa [Part.1]
E. GAYA BAHASA PERULANGAN
1. Aliterasi
Aliterasi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud
perulangan konsonan yang sama. Biasany dipergunakan dalam puisi, kadang-kadang
dalam prosa, untuk perhiasan atau penekanan (Keraf, 1985:130).
Contoh:
- Dara damba daku
Datang dari danau
2. Asonansi
Asonansi adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang
berwujud perulangan vokal yang sama. Biasanya dipakai dalam karya puisi ataupun
dalam prosa untuk memperoleh efek penekanan atau penyelamat keindahan.
Contoh:
- Muka muda mudah muram
Tiada siaga tiada biasa
Jaga harga tahan raga
3. Antanaklasis
Antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung
perulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda (Tarigan, 1985:198).
Contoh: Buah bajunya terlepas membuat buah dadanya hampir-hampir
kelihatan
4. Kiasmus
Kiasmus adalah gaya bahasa yang berisikan
perulangan dan sekaligus merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu
kalimat (Ducrot dan Todorov, 1981:277).
Contoh: Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin justru
merasa dirinya kaya
5. Epizeukis
Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang
bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau yang dipentingkan diulang
beberapa kali berturut-turut.
Contoh: Ingat, kamu harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat
agar dosa-dosamu diampuni oleh Tuhan Yang Maha Kuasa
6. Tautotes
Tautotes adalah gaya bahasa perulangan atau
repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi
Contoh: Kakanda mencintai dinda, adinda mencintai kakanda, kanda dan
adinda saling mencintai, adinda dan kakanda menjadi satu.
7. Anafora
Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa
perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.
Contoh: Dengan giat belajar kamu bisa memasuki Perguruan Tinggi,
dengan giat belajar kamu dapat berhasil
8. Epistrofa
Epistrofa adalah semacam gaya bahasa repetisi yang
berupa perulangan kata atau frase pada akhir baris atau kalimat berurutan.
Contoh:
- Kehidupan dalam keluarga adalah sandiwara
Cintamu kepadaku pada prinsipnya adalah sandiwara
Seminar lokakarya, simposium adalah sandiwara
Proses belajar mengajar di dalam kelas adalah sandiwara
Pendeknya hidup kita ini adalah sandiwara
9. Simploke
Simploke adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang
berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat
berturut-turut (Keraf, 1985:128).
Contoh:
- Kau katakan aku wanita pelacur. Aku katakan
biarlah
Kau katakan aku wanita mesum. Aku katakan biarlah
Kau katakan aku sampah masyarakat. Aku katakan biarlah
Kau katakan aku penuh dosa. Aku katakan biarlah
10. Mesodilopsis
Mesodilopsis adalah sejenis gaya bahasa repetisi
yang berwujud perulangan kata atau frase di tengah-tengah atau beberapa kalimat
berurutan.
Contoh:
- Para pendidik harus meningkatkan kecerdasan
bangsa
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
Para petani harus meningkatkan hasil sawah ladang
Para pengusaha harus meningkatkan hasil usahanya
Seluruh rakyat harus meningkatkan pembangunan di segala
bidang
11. Epanalepsis
Epanalepsis adalah semacam gaya bahasa repetisi
yang berupa perulangan kata pertama dari baris, klausa atau kalimat menjadi
terakhir.
Contoh:
- Saya akan tetap berusaha mencapai cita-cita saya
Kami sama sekali tidak melupakan amanat nenek kami
12. Anadiplosis
Anadiplosis adalah sejenis gaya bahasa repetisi
dimana kata atau frase terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata
atau frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya.
Contoh:
- Dalam raga ada darah
Dalam darah ada tenaga
Dalam tenaga ada daya
Dalam daya ada segala
F. GAYA BAHASA PERTAUTAN
1. Metonimia
Metonimia ialah majas yang memakai nama ciri atau
nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal sebagai
penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan
ciptaan atau buatannya ataupun kita menyebut bahannya jika yang kita maksud
barangnya (Moeliono, 1984:3).
Contoh: Dalam pertandingan kemarin saya hanya memperoleh perunggu
sedangkan teman saya perak
2. Sinekdote
Sinekdote adalah majas yang menyebutkan nama bagian
sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya (Moeliono, 1984:3).
Contoh: Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi di Tanah
Air kita ini.
3. Alusi
Alusi atau kilatan adalah gaya bahasa yang menunjuk
secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan peranggapan
adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta
adanya kemampuan para pembaca untuk menangkap pengacuan itu.
Contoh: Saya ngeri membayangkan kembali peristiwa Westerling di
Sulawawesi Selatan
4. Eufemisme
Eufemisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai
pengganti ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang
tidak menyenangkan.
Contoh: Tunawisma sebagai pengganti gelandangan
5. Eponim
Eponim adalah semacam gaya bahasa yang mengandung
nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga
nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh: Hercules untuk menyatakan kekuatan
6. Epitet
Epitet adalah semacam gaya bahasa yang mengandung
acuan yang menyatakan suatu ciri yang khas dari seseorang atau sesuatu hal.
Contoh: Lonceng pagi bersahut-sahutan di desa terpencil ini menyonsong
mentari bersinar memerangi alam (lonceng pagi = ayam jantan)
7. Antonomasia
Antonomasia adalah semacam gaya bahasa yang
merupakan bentuk khusus dari sinekdote yang berupa pemakaian sebuah epitet
untuk menggantikan nama diri atau gelar resmi atau jabatan untuk menggantikan
nama diri.
Contoh: Gubernur Sumatera Utara akan meresmikan pembukaan Seminar Adat
Karo di Kabanjahe bulan depan.
8. Erotesis
Erotesis adalah sejenis gaya bahasa yang berupa
pertanyaan yang dipergunakan dalam tulisan atau pidato yang bertujuan untuk
mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali
tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh: Apakah sudah wajar bila kesalahan atau kegagalan itu
ditimpakan seluruhnya kepada para guru?
9. Elipsis
Elipsis adalah penghilangan salah satu atau
beberapa unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap (Tarigan,
1985:195).
Contoh: Orang itu memukul dengan sekuat daya (penghilangan obyek:
saya, istrinya, ular, dan lain-lain)
10. Gradasi
Gradasi adalah gaya bahasa yang mengandung suatu
rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah yang secara
sintaksis bersamaan yang mempunyai satu atau beberapa ciri-ciri semantik secara
umum dan yang diantaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang dengan
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif (Tarigan, 1985:197).
Contoh: “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita
tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan
tahan uji, dan tahan uji menimbulkan harapan. Dan pengharapan tidak
mengecewakan...” (Roma 5: 3-5)
11. Polisindeton
Polisindeton adalah suatu gaya bahasa yang
merupakan kebalikan dari asindeton. Dalam polisindeton beberapa kata, frase
atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung.
Contoh: Istri saya menanam nangka dan jambu dan cengkeh dan pepaya di
pekarangan rumah kami
0 Comments:
Apabila anda mengutip artikel pada blog ini sebagian ataupun seluruhnya, dimohon agar mencantumkan link asli yang bersumber dari blog ini. Contoh: https://www.nyunblog.com/2024/12/cara-mudah-membuat-back-to-top-button.html
Hargailah kreativitas penulis!
Silahkan tinggalkan komentar anda, dan terimakasih atas kunjungannya ᵔ ᵕ ᵔ