Untuk mencari peribahasa, gunakan Control+F kemudian ketik kata kuncinya. Contoh: ayam, kucing, beriak, kelaparan, kehausan, dan lain-lain.
A
- Ada gula ada semut: dimana banyak rezeki, disitu pulalah banyak pengunjungnya.
- Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan: sama-sama mau sehidup semati.
- Ada sampan hendak berenang: ada yang mudah, mencari yang lebih sulit dan berat.
- Ada uang abang sayang, tak ada uang melayang: mau enak sendiri.
- Adat lama pusaka usang: kebiasaan yang sudah turun-temurun yang tak pernah mengalami perubahan
- Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung: segala pekerjaan itu ada ketentuannya, dan tak boleh menyimpang dari ketentuan yang ada.
- Air ada pasang surutnya: orang itu hendaknya yang sabar dan bijaksana terhadap anak muda yang dangkal pengalamannya.
- Air beriak tanda tak dalam: orang yang banyak omong biasanya sedikit sekali ilmunya (bodoh).
- Air cucuran atap itu jatuhnya ke pelimbahan juga: tingkah laku anak itu, tak akan meninggalkan tabiat orang tuanya.
- Air jernih ikannya jinak: negara yang teratur rakyatnya hidup tenang.
- Air mata jatuh ke perut: seseorang yang sangat menderita batin, tetapi orang lain tak mengetahuinya.
- Air susu dibalas dengan air tuba: perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat.
- Air tenang biasanya menghanyutkan: orang yang pendiam biasanya banyak pengetahuannya (pandai).
- Air yang tenang jangan disangka tiada berbuaya: orang yang tenang jangan disangka tak berani.
- Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan: mementingkan urusan orang lain, sedangkan urusan keluarga dibiarkan saja.
- Anak panah yang telah terlepas dari busurnya, tak dapat dikembalikan lagi: segala perbuatan yang telah terlanjur, sulit untuk diperbaiki.
- Angus tiada berapi, karam tiada berair: hancur lebur hatinya karena orang yang dicintainya hilang tanpa kesan.
- Anjing menyalak tiada menggigit: orang yang menakut-nakuti saja, tiada hendak melukai.
- Api padam puntung berasap: persoalan yang belum selesai sama sekali.
- Awak kurus daging menimbun: seseorang yang mengatakan tak dapat, tetapi nyatanya dia dapat juga menyelesaikan dengan mudah.
- Ayam berkokok hari kan siang: sudah jelas tanda buktinya.
- Ayam bertelur di padi mati kelaparan, itik berenang di air mati kehausan: orang yang hidup di negeri makmur, bila tidak pandai berikhtiar ia tetap sengsara hidupnya.
B
- Bagai air di daun talas: orang yang tak punya pendirian yang tetap.
- Bagai ayam tak berinduk: keluarga yang terpecah-belah, karena orang tuanya sudah meninggal.
- Bagai bumi dengan langit: dua hal yang sangat jauh perbedaannya.
- Bagai itik pulang petang: pekerjaan yang dikerjakan dengan seenaknya saja.
- Bagai katak dibawah tempurung: kurang pengetahuannya karena tak pernah bergaul.
- Bagai kucing dibawakan lidi: selalu merasa takut karena perbuatannya sendiri.
- Bagai kucing kehilangan anak: seseorang yang sangat sedih karena kehilangan orang yang sangat dicintainya.
- Bagai mendapat durian runtuh: mendapatkan kebahagiaan besar yang tidak ternilai harganya.
- Bagai mengayuh biduk hilir: hal seseorang yang sangat gembira karena diserahi suatu pekerjaan yang cocok dengan maksudnya.
- Bagai menghitung bintang di langit: mengerjakan suatu pekerjaan yang sia-sia.
- Bagai perahu tak berkemudi: bagai negara (daerah) yang tidak punya pemimpin.
- Bahasa menunjukkan bangsa: baik buruknya seseorang dapat diketahui dari tindakannya.
- Barang siapa yang berkotek dialah yang bertelur: barang siapa yang buka bicara biasanya dia sendirilah yang berbuat.
- Belah dada lihatlah hati: memperkuat maksud, bahwa apa yang dikatakannya tadi adalah benar.
- Belum beranak sudah ditimang: mengharapkan sesuatu keuntungan yang belum pasti (tentu).
- Belum bertaji hendak berkokok: seseorang masih sedikit pengetahuannya, sudah ingin membanggakan diri.
- Belum duduk sudah mengujur: seseorang yang sangat penurut dalam melakukan pekerjaan.
- Berani malu, takut mati: melanggar suatu peraturan, akhirnya dia menyesal juga.
- Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing: baik buruk sama-sama ditanggung (dirasakan).
- Berenang di air dalam: orang yang cukup itu dapat berbuat sekehendaknya dengan harta yang dimilikinya.
- Bergantung pada akar lapuk: mengharapkan bantuan yang tak mungkin dapat membantu, karena dia sendiri tidak mampu.
- Berguru kepalang ajar, bagai bunga tak jadi: belajar sesuatu yang kepalang tanggung itu tak mendatangkan hasil (untung).
- Berjalan peliharaka kaki, berkata peliharakan lidah: berhati-hatilah dalam bertindak, sehingga tidak mendatangkan kesulitan dalam hidup.
- Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau: menyelesaikan pekerjaan itu hendaknya dikerjakan dengan teratur sehingga hasilnya memuaskan.
- Berkayuh sambil ke hilir: dalam waktu yang bersamaan dapat menyelesaikan beberapa tugas.
- Bermain air basah, bermain api letup: barang siapa berbuat suatu hal, diapun harus mau menanggung akibatnya.
- Bersatu teguh, bercerai runtuh: dalam menghadapi sesuatu hendaknya bersama-sama sehingga hasilnya akan lebih memuaskan daripada dihadapi sendiri-sendiri yang kurang membawa hasil.
- Bertanam tebu di bibir: seseorang yang kelihatannya baik, tetapi hatinya jahat.
- Bertepuk sebelah tangan tiada akan berbunyi: suatu maksud tidak akan tercapau, bila hanya dari satu pidah saja.
- Besar pasak daripada tiang: biaya hidup melebihi daripada penghasilan.
C
- Cepat kaki ringan tangan: mudah disuruh dan dapat menyelesaikan tugas dengan sempurna.
D
- Dahulu timah sekarang besi: kalau dahulu masih dapat diatur, tetapi sekrang tidak.
- Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu: maksud seseorang tidak dapat kita ketahui (isi hati seseorang tidak dapat kita mengerti).
- Dari semak ke belukar: pindah tempat yang sama-sama buruknya.
- Dari ujung turun ke sampan: pangkatnya diturunkan.
- Daripada hidup bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah: lebih baik mati daripada hidup menanggung malu.
- Datang tak berjemput, pulang tak berantar: atas kehendak sendiri pribadi (tanpa ada yang menyuruhnya).
- Datang tampak muka, pergi tampak punggung: datang dengan baik, pergipun harus dengan baik pula.
- Didengar ada dipakai tidak: kurang memperhatikan petuah orang lain.
- Dimabuk bayang-bayang: mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin diperolehnya.
- Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung: hendaknya dapat menyesuaikan diri di tempat yang baru.
- Dimana tiada rotan, akarpun berguna: dimana tiada lagi yang baik, yang kurang memadaipun bolehlah.
- Duduk dibawah-bawah, mandi dihilir-hilir: berbuatlah tidak tinggi hati (sombong).
E
- Enak sama dimakan, pahit sama dimuntahkan: mendapat untung sama dirasakan, sedang bila menderita rugi orang lain tidak menghiraukan.
G
- Gajah mati meninggalkan gading: pembesar itu bila meninggal selalu disanjung-sanjung tentang kebaikannya.
- Gali lubang, tutup lubang: pinjam ke tempat yang satu untuk membayar pinjaman yang lain.
- Gayung disambut, kata berjawab: orang bijak itu selalu memberikan jawaban yang mengenai dirinya.
- Guru makan berdiri, murid kencing berlari: perbuatan pemimpin yang kurang berkenan di hati sering-sering diikuti pula oleh anak buahnya.
H
- Habis manis sepah dibuang: bila sudah tidak berguna biasanya ditinggalkan begitu saja.
- Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua: tingkah laku yang baik tak mudah dilupakan orang.
- Harimau mati meninggalkan belang: orang yang bijaksana meninggal akan tetap diingat jasa-jasanya.
- Hemat pangkal kaya, pangkal berulat pohon kayu jua: kalau ingin hidup cukup, hematlah, dan kalau ceroboh pasti punya pinjaman lagi.
- Hidup segan mati tak mau, bagaikan kerakap diatas batu: hidup seseorang yang sangat menderita.
I
- Ibarat beban belum lepas dari bahu: belum lepas dari tanggungan orang tua.
- Ibarat burung dalam sangkar, mata lepas badan terkurung: kebutuhannya dipenuhi, tetapi tidak boleh berbuat sesuka hati (tidak diberi kebebasan sama sekali).
- Ilmu lebih daripada harta: kekayaan itu akan segera habis, tetapi ilmu abadi sampai akhir hayat.
- Indah kabar dari rupa: tidak cocok dengan apa yang ditunjukkan (dijadikan contoh).
J
- Jalan raya titian batu: kebiasaan yang tidak gampang luntur.
- Jauh di mata dekat di hati: biarpun sudah berjauhan tetapi jangan dilupakan.
- Jauh panggang dari api: jawaban yang sangat menyimpang.
- Jika pandai meniti buih, selamat badan ke seberang: pekerjaan yang sulit dan membahayakan , bila dikerjakan dengan sabar dan kesungguhan hati, tentu berhasillah akhirnya.
- Jinak-jinak merpati: tampaknya mudah didekati tetapi nyatanya lain dengan kenyataannya.
K
- Kalah jadi abu, menang jadi arang: dalam pertengkaran kalah atau menang kedua belah pihak sama-sama menderita.
- Kalau hari panas, lupa kacang akan kulitnya: seseorang yang telah lupa akan asal-usulnya karena sudah mendapat kedudukan yang lebih enak/hidup mewah.
- Karam di laut boleh ditimba, karam di hati sedih sekali: amat susah sekali, karena yang dikasihi telah tiada.
- Karena nila setitik, rusak susu sebelanga: karena kealpaan yang sedikit, maka lenyaplah kebaikan yang telah berakar itu.
- Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah: kasih sayang ibu kepada anaknya biasanya tidak terhingga tetapi kasih anak kepada ibunya kecil sekali.
- Katak hendak jadi lembu: orang kecil ingin berbuat seperti orang besar, tidak mungkin terjangkau.
- Kecil-kecil cabai rawit, biarpun kecil pedas juga: biar bertubuh kecil, tetapi keberaniannya tak terkalahkan oleh lawannya.
- Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu: menanyakan sesuatu yang dia sudah tahu (mengerti).
L
- Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya: tiap-tiap tempat (daerah) adat-istiadatnya berbeda-beda.
- Lempar batu sembunyi tangan: suka berbuat jahat tetapi tidak mau tanggung jawab.
- Lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau: terhindar dari bahaya yang kecil masuk (tertimpa) bahaya yang lebih besar lagi.
- Licin bagai belut: orang yang tidak mudah ditipu karena cerdik dan awas.
- Lidah tiada bertulang: mudah mencela orang yang tidak pada tempatnya.
- Lubuk akal tepian ilmu, laut budi gedung bicara: orang yang bijaksana baik hati dalam segala tindakannya.
- Luka sembuh, bekasnya tinggal juga: dua orang yang berselisih, walaupun telah membaik tetapi tidak akan seperti semula.
M
- Makan hati berulam jantung: amat sedih karena perlakuan orang lain.
- Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai: maksudnya tinggi tetapi sayang tidak ada biayanya.
- Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih: malang tidak dapat dihindari, dan mujur tidak dapat dicapai.
- Malu bertanya sesat di jalan, segan bergalah hanyut serantau: bila hendak menyelesaikan tugas yang belum mengerti, hendaklah bertanya jangan malu-malu menanyakan supaya tidak keliru (tersesat).
- Malu-malu kucing: berbuat pura-pura malu, tetapi nyatanya mau.
- Masak diluar, mentah didalam: lahirnya baik, tetapi hatinya jelek.
- Masuk di telinga kanan, keluar di telinga kiri: kurang memperhatikan petunjuk orang lain.
- Mati semut karena manisan: tertipu karena kata-kata lemah lembut.
- Membasuh arang di muka: menghilangkan rasa malu.
- Mencari jejak dalam air: berbuat sesuatu yang sangat janggal.
- Menepuk air di dulang terpecik muka sendiri: jika menceritakan kekurangan keluarga, tentu kita sendiri yang terkena.
- Mengukur sama panjang menimbang sama berat: bertindak yang bijaksana.
- Menjilat air liur: yang dahulu dihina/dicaci maki, sekarang disayang-sayang.
- Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak: sudah menjadi kehendak Tuhan, tidak dapat dipungkiri lagi.
- Mulutmu harimaumu, akan mengerkah kepalamu: dalam berbicara hendaknya dipertimbangkan masak-masak, sehingga tidak mencelakakan diri sendiri.
- Musuh dalam selimut: musuh yang berasal dari kalangan sendiri.
N
- Nasi sudah menjadi bubur, tak dapat dikedang lagi: pekerjaan salah yang telah terlanjur diselesaikan dan tidak dapat dipulihkan kembali.
- Nasib seperti ayam, mengais dahulu baru makan: menggambarkan orang yang tidak mampu, biasanya bila hendak mendapat rezeki (sesuap nasi) harus bekerja lebih keras dahulu.
P
- Pagar makan tanaman: seseorang diberi kekuasaan (kepercayaan) tetapi dia sendiri yang melanggarnya.
- Pahit dahulu manis kemudian: kebahagiaan biasanya diperoleh dengan berjuang terlebih dahulu.
- Panas-panas tahi ayam: semangatnya hanya sementara saja.
- Pandai menyelam di air dangkal: pandai berlagak dalam keadaan yang sulit.
- Patah kemudi dengan embannya: sudah rusak sama sekali.
- Pucuk dicinta ulam tiba: yang diinginkan melebihi dengan yang diharapkannya.
R
- Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah: pembesar yang ramah-ramah dan bijaksana itu yang disegani rakyat, tetapi bagi pembesar yang tidak adil selalu dimusuhi oleh rakyatnya.
- Rasa pedih cuping telinga: marah sekali karena merasa tersinggung perasaannya.
- Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul: sama-sama ditanggung bersama baik buruknya.
S
- Sakit sama mengaduh, luka sama menciut: sesuatu perkumpulan itu baik anggota maupun pengurus harus sama bertanggung jawab.
- Sambil berdendang biduk hilir: sambil bersuka ria dapat menyelesaikan pekerjaan yang cukup penting.
- Sambil menyelam minum air: mengerjakan dua macam pekerjaan sekaligus.
- Satu nyawa dua badan: sama-sama sehati.
- Sebab nila setitik, rusak susu sebelanga: karena kelengahan yang sedikit, menyebabkan kerugian yang besar.
- Sebelum hujan sediakan payung: sebelum kesulitan tiba, bersiap-siaplah segala sesuatu kebutuhan yang diperlukan.
- Sehabis ikhtiar baru tawakal: sehabis berusaha sekuat tenaga, baru menyerah pada nasib.
- Sehari selembar benang, setahun sekain sudah: pekerjaan besar itu bila setiap hari dikerjakan satu persatu, lama-lama akan terselesaikan juga.
- Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui: sekali bertindak dua tiga maksud terkena.
- Sekepal menjadi gunung, setitik menjadi laut: petuah yang sedikit mendatangkan hikmah yang besar.
- Selama hayat masih dikandung badan: selama masih hidup.
- Sepandai-pandai tupai melompat, sekali akan jatuh juga: sepintar-pintarnya orang, pada suatu ketika akan mengalami kesalahan juga.
- Seperti air dengan tebing: persahabatan yang sungguh serasi, dan tidak mudah dipisahkan begitu saja.
- Seperti air di dalam kolam: orang yang tenang sikap dan tingkah lakunya.
- Seperti air di daun talas: dalam keadaan yang sangat susah, tidak akan ada yang membantunya, sedikit lengah bisa hancur (celaka).
- Seperti anak ayam kehilangan induk: suatu perkumpulan yang tercecer karena pemimpinnya sudah tidak ada lagi.
- Seperti anjing dengan kucing: dua orang yang tidak dapat diperdekatkan, karena selalu berbantah (bertengkar).
- Seperti ayam pulang petang: jalannya tidak benar.
- Seperti bulan dengan matahari: suami istri yang sepadan (yang laki-laki tampan, dan yang perempuan cantik).
- Seperti bungkuk rindukan bulan: mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin diperoleh.
- Seperti cacing kepanasan: keadaan seseorang yang tidak tenang hidupnya, karena mendapat celaka.
- Seperti cacing kepanasan: orang yang gelisah.
- Seperti duri dalam daging: selalu terasa sakit, karena terkena kata-kata yang sangat pahit.
- Seperti harimau menyembunyikan kukunya: seseorang yang menyembunyikan kebolehannya (kemampuannya).
- Seperti katak dibawah tempurung: orang yang sedikit pengetahuannya.
- Seperti kucing dengan tikus: musuh besar.
- Seperti makan buah simalakama, dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati: serba sulit, sebab dikerjakan atau tidak dikerjakan selalu salah.
- Seperti menggantang anak ayam: pekerjaan yang tidak habis-habisnya, karena perintangnya banyak.
- Seperti parang bermata dua: seseorang yang punya sumber pendapatan
- Seperti pinang dibelah dua: rupanya persis.
- Seperti senjata makan tuan: terbunuh oleh senjatanya sendiri.
- Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna: dalam menyelesaikan pekerjaan apa saja, pikirkanlah masak-masak sebelum bertindak, sehingga tidak menyesal akhirnya.
- Sesat di ujung jalan, balik ke pangkal jalan: jika kita tahu perbuatan kita salah, hendaklah kembali ke jalan yang benar.
- Setalu tiga uang: sama saja.
- Sudah nampak belangnya: telah tampak kecurangannya.
T
- Tak ada gading yaang tak retak: tidak ada segala sesuatu yang tidak bercela.
- Tak ada laut yang tiada berombak: usaha yang besar itu banyak juga rintangannya.
- Tambah air tambah gula: jika pekerjaan bertambah, maka ongkosnya pun harus ditambah pula.
- Tangan mencencang bahu memikul: barang siapa berbuat, maka dia juga menanggung akibatnya.
- Tidur tak lelap, makan tak kenyang: merasa bersedih hati karena ada sesuatu yang dipikirkannya.
- Tinggal kulit pembalut tulang: seseorang yang badannya kurus kering, dan hidupnya sangat sengsara.
- Tinggi laga, rendah gelepur: omongannya membumbung tinggi hasilnya nol besar.
- Tong kosong nyaring bunyinya: orang yang banyak bicara itu belum tentu kalau berilmu.
- Tulisan bagai cakar ayam: tulisannya sangat sukar dibaca oleh orang lain.
U
- Ular berkepala dua: orang yang culas, selalu memihak kepada yang menang.
- Umpama buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang: melukiskan seorang istri yang elok parasnya, tetapi hatinya jahat dipelihara menyusahkan dan jika diceraikan merasa kasihan.
- Umur belum setahun jagung, darah belum setampuk pinang: masih muda sekali, pengalamannya belum mencukupi.
W
- Waktu adalah uang: kita pergunakan waktu bekerja sebaik-baiknya.
- Waktu tak dapat dikejar, untung tak dapat diraih: sudah nasib.
Y
- Yang secupak tidak akan jadi segantang: takdir seseorang itu tak dapat diubah, karena sudah menjadi takdir Tuhan.
- Yang sejengkal tidak dapat jadi sehasta: takdir Tuhan dak dapat diubah.
- Yang tua dimuliakan, yang kecil dikasihi: pandai-pandai membawakan diri dimana kita tinggal.
Z
- Zaman beralih, musim bertukar: adat istiadat itu selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zamannya.
Dibawah ini kumpulan peribahasa dalam bahasa inggris (proverbs in english) beserta artinya.
- A friend in need is a friend indeed: sahabat sejati adalah teman disaat kita membutuhkan.
- A golden key opens every door: dengan uang segala kesulitan dapat diatasi.
- A good book is a great friend: buku adalah sahabat yang paling baik.
- A good example is the best sermon: contoh yang baik adalah nasihat yang baik.
- A help in sincerity is not a hope to repay: bantuan yang tulus tidak mengaharpkan balasan.
- A little is better than one (none): sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.
- A man without ambition il like a bird without wing: seseorang yang tak punya cita-cita bagaikan burung tanpa sayap.
- A pot can’t call a kettle black: jangan menghina orang lain kalau anda sendiri tidak ingin dihina.
- A slander is more dangerous than murder: fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.
- A tree is known by its fruit: baik buruknya seseorang dinilai dari perbuatannya.
- Actions speak louder than words: banyak bekerja sedikit bicara.
- All is not gold that glitters: tidaklah semua kelihatan baik akan menjadi baik.
- All the world is a stage: dunia ini bagai panggung sandiwara.
- As a wolf in sheeps clothing: bagai serigala berbulu domba.
- Barking dogs seldom bite: orang-orang yang biasa menakut-nakuti biasanya hanya gertak sambal.
- Be sure your sin will find you: hukum karma pasti akan menimpa diri anda.
- Bending without breaking: mengalah bukanlah berarti kalah.
- Better forgiven than resentment: lebih baik memaafkan daripada mendendam.
- Better late than never: lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
- Confine yout tongue, lest it confine you: kendalikan lidahmu sebelum lidahmu mengendalikanmu.
- Cut your coat according to your cloth: sesuaikanlah pengeluaran anda dengan penghasilan anda.
- Despise another, despise yourself: menghina orang lain berarti anda menghina diri sendiri.
- Destroy something’s easier than to constract: menghancurkan lebih mudah daripada membangun
- Diligence is the mistress of success: rajin pangkal keberhasilan.
- Don’t be overjoyed before you are entirely out of difficulty: janganlah anda bergembira lebih dahulu sebelum anda lepas dari kesulitan.
- Don’t depend on others but rely on yourself: janganlah gantungkan diri anda kepada orang lain tetapi percayailah diri anda sendiri.
- Don’t go too far in small: soal kecil jangan dibesar-besarkan.
- Don’t put off till tomorrow what you can do to day: janganlah menunda pekerjaan yang dapat dikerjakan hari ini.
- Early bird gets worm: Tuhan akan memberikan rezeki kepada makhluknya yang lebih dulu bangun.
- East or west, home is best: lebih baik kita mencintai negara kita sendiri.
- Easy come, easy go: sesuatu yang mudah didapat akan lebih cepat habisnya.
- Easy to promise but hard to perform: mudah berjanji tetapi sukar untuk menepatinya.
- Economy is the easy chair of old age: hemat pangkal kaya.
- Education is an ornament in prosperity and a refuge in adversity: pendidikan itu adalah perhiasan diwaktu senang dan tempat berlindung diwaktu susah.
- Empty case has louder sound: tong kosong nyaring bunyinya.
- Enough is as good as a feast: sederhana lebih baik dari berlebihan.
- Every man is the architect of his own fortune: nasib seseorang bukan tergantung pada bintang tetapi nasib itu berada di tangan orang itu sendiri.
- Failure is not misfortune: kegagalan bukanlah berarti suatu kemalangan.
- God always with you: Tuhan selalu beserta anda.
- Good deeds need to praise: perbuatan yang baik tak perlu pujian.
- Habit is the second nature: kebiasaan itu sukar untuk meninggalkannya karena sudah mendarah daging.
- He who would reap well must sow well: siapa yang ingin memetik hasil yang baik haruslah menanam bibit yang baik pula.
- Health is better than wealth: kesehatan lebih baik daripada kekayaan.
- Honesty is the best policy: kejujuran adalah kebijaksanaan yang paling baik.
- It’s better to own one’s mistake rather than to conceal it: lebih baik mengakui satu kesalahan daripada menyembunyikannya.
- It’s no use crying over the spilt milk: sesal kemudian tidak ada gunanya.
- Knowledge is a treasure, but practice is the key to it: pengetahuan adalah harta berharga, tetapi mendalami adalah kuncinya.
- Knowledge knows no frontiers: pengetahuan itu tidak mengenal balas.
- Laziness is the key to beggary: kemalasan adalah kunci dari kemelaratan.
- Let the past be forgotten: biarlah berlalu apa yang telah terjadi.
- Like father like son: sifat orang tua biasanya menurun pada anaknya.
- Look before you leap: berpikirlah sebelum mengambil suatu keputusan.
- Love and cough can’t be hidden: cinta dan batuk tidak dapat disembunyikan.
- Make hay while the sun shines: sedia payung sebelum hujan.
- Man propose, God disposes: manusia bisa merencanakan, Tuhan yang menentukan.
- Many little makes a mikle: sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
- No one is too old to learn: belajar tidak memandang usia.
- No smoke without fire: tidak ada asap kalau tidak ada api.
- Out of sight near by heart: jauh di mata dekat di hati.
- Perfection is no trifle: menyempurnakan segala sesuatu bukanlah hal yang mudah.
- Practice makes perfect: kelancaran akan membuat kesempurnaan.
- Pride is the beginning of destruction: kesombongan itu adalah awal dari suatu kehancuran.
- Still water runs deep: jangan menyangka orang pendiam itu sabar.
- Strike the iron while it is hot: berbuatlah ketika ada kesempatan.
- Success never comes to the indolence: sukses tidak pernah datang kepada orang yang malas.
- Talking is silver and silence is gold: banyak bicara itu perak, diam itu berarti emas.
- The deadliest sin were the conseiousness of no sin: dosa yang sangat berbahaya adalah yang merasa tak berdosa.
- There is no rose without a thorn, there is no royal road to success: tiada mawar yang tak berduri, tiada jalan mudah menuju keberhasilan.
- Time flies like an arrow: waktu itu berlalu cepat bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya.
- Time is money: waktu adalah uang.
- To be reluctant to make in quiries will make one go astray: malu bertanya sesat di jalan.
- United we stand, devided we fall: bersatu kita teguh, bercerai kita jatuh.
- Wealth does not always help to produce happiness: kebahagiaan tidak selamanya bersumber dari kekayaan.
- What is done in a hurry is seldom done well: apa yang dikerjakan dengan tergesa-gesa jarang berhasil.
- Where there is a will there is a way: dimana ada kemauan disana ada jalan.
- Youth is the time to form manners: masa muda adalah waktu yang baik untuk membina dan menyempurnakan sifat dan kelakuan.
- Zeal is often the mother of success: kerajinan itu sering menjadi pangkal dari keberhasilan.
Prathama Putra, Brilyan. ____. 1001 Himpunan Pribahasa Indonesia. Surabaya: Karya Utama.
0 Comments:
Apabila anda mengutip artikel pada blog ini sebagian ataupun seluruhnya, dimohon agar mencantumkan link asli yang bersumber dari blog ini. Contoh: https://www.nyunblog.com/2024/12/cara-mudah-membuat-back-to-top-button.html
Hargailah kreativitas penulis!
Silahkan tinggalkan komentar anda, dan terimakasih atas kunjungannya ᵔ ᵕ ᵔ